Piagam Madinah, yang merupakan piagam tertulis pertama di
dunia ini telah meletakkan dasar-dasar Hak Asasi Manusia yang berlandaskan
Syari’at Islam. Pada awal pembukaan Piagam Madinah telah disebutkan bahawa semua
manusia itu adalah umat yang satu, yang dilahirkan dari sumber yang sama, jadi
tidak ada perbezaan antara seorang dengan orang lain dalam segala hal. Namun
dalam islam ada satu hal yang membuat seorang dianggap lebih tinggi derajatnya
dimata Allah, iaitu kadar imannya, jadi bukan dilihat dari warna kulit, suku,
ras, dan Negara namun kadar iman seseorang itu yang
membezakannya dengan orang lain.
(Pasal 1-23)
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ini adalah piagam dari Muhammad Rasulullah SAW, di kalangan
mukminin dan muslimin (yang berasal dari) Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti
mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka
Pasal 1
Sesungguhnya mereka satu umat(ummah), berbeza daripada orang lain.
Pasal 2
Kaum muhajirin dari Quraisy mengikut adat (kebiasaan) mereka membayar diat di antara mereka dan hendaklah menebus tawanan mereka dengan kebaikan dan keadilan biasa di kalangan orang yang beriman
Pasal 3 - 10
Banu Auf, Banu Sa’idah, Banu Al-Hars, Banu Jusyam, Banu An-Najjar, Banu ‘Amr bin ‘Awf, Banu Al-Nabit, dan Banu Al-‘Aws sesuai dengan keadaan (kebiasaan) mereka membayar diat di antara mereka dan hendaklah menebus tawanan mereka dengan kebaikan dan keadilan biasa di kalangan orang yang beriman
Pasal 11
Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang
berat menanggung hutang diantara mereka tetapi membantunya dengan baik dalam
pembayaran tebusan atau diat.
Pasal 12
Seorang mukmin tidak diperbolehkan membuat persekutuan
dengan sekutu mukmin lainnya tanpa persetujuan dari padanya.
Pasal 13
Orang-orang mukmin yang bertaqwa harus menentang orang yang
diantara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim , jahat, melakukan
permusuhan atau kerosakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam
menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.
Pasal 14
Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya
lantaran membunuh orang kafir. Tidak boleh pula orang beriman membantu orang
kafir untuk (membunuh) orang beriman.
Pasal 15
Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh
mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak bergantung
kepada golongan lain.
Pasal 16
Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas
pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang
olehnya.
Pasal 17
Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh
membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di
jalan Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.
Pasal 18
Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus saling membantu antara satu sama lain.
Pasal 19
Orang yang beriman mesti membalas dendam ake atas darah yang lain tertumpah di jalan Allah.
Pasal 20
Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa
orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang
beriman.
Pasal 21
Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti
atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali terbunuh rela (menerima
diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.
Pasal 22
Tidak dibenarkan orang mukmin yang mengakui piagam ini,
percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat
kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan dan menyediakan tempat tinggal
bagi yang melanggar itu, akan mendapat kutukan dari Allah pada hari kiamat, dan
tidak diterima dari padanya penyesalan dan tebusan.
Pasal 23
Apabila kamu berselisih tentang sesuatu, penyelesaiannya
menurut (ketentuan) Allah Azza Wa Jalla dan (keputusan) Muhammad SAW.
Ada dua asas yang sangat mendasar dalam Piagam Madinah, yang
tidak terdapat di Negara manapun kecuali Negara yang didirikan dengan dasar
agama, pertama, kebebasan beragama, kedua, adalah asas yang mendasari adanya
pemikiran kemanusiaan dan persaudaraan, asas yang melindungi persamaan hak dan
persamaan kewajiban atas segenap individu dari seluruh warga Negara.
Pada hakikatnya Piagam Madinah itu mempunyai empat rumusan
utama, yang merupakan inti dari keseluruhan pasal yang ada, yaitu;
- Persatuan umat Islam dari berbagai kabilah menjadi umat yang satu.
- Menumbuhkan sikap toleransi dan tolong-menolong antara masyarakat yang baru.
- Terjaminnya keamanan dan ketenteraman Negara, dengan diwajibkannya setiap individu untuk membela Negara.
- Adanya persamaan dan kebebasan bagi semua yang memeluk agama, dalam kehidupan sehari-hari bersama masyarakat Muslim.
Dari sini,
dapat disimpulkan bahawa Hak Asasi Manusia yang terkandung dalam Piagam Madinah
adalah;
- Persamaan,
- Kebebasan beragama,
- Hak Ekonomi,
- Dan Hak hidup.
Sebagai contoh
nyata, dapat kita lihat pada masa Rasulullah, iaitu pada waktu hijrah dari
Mekah ke Madinah. Kaum Anshar yang pada saat itu menerima kedatangan saudaranya
Muhajirin dengan tangan terbuka, dan bahkan diantara mereka ada yang memberikan
sebahagian hartanya untuk menolong saudaranya yang meninggalkan semua harta
bendanya demi menjaga keutuhan iman mereka dari kaum musrik Mekah.
Maka,
dengan hangatnya sambutan Anshar atas saudara mereka Muhajirin yang berhijrah
demi agama dari Mekah ke Madinah inilah yang menjadikan mereka (Anshar) sebagai
tauladan yang sangat baik dalam menegakkan Hak Asasi Manusia dalam Islam
dengan tidak membezakan status sosial yang ada, mereka dengan suka rela
menolong saudara mereka seiman yang sedang mempertahankan iman mereka.
Terimakasih atas informasinya, semoga bermanfaat
ReplyDelete